Senin, 01 Februari 2016

TUGAS SOFTSKILL TULISAN : CONTOH KASUS PROFESI



PROFESI PESULAP
Pesulap tentunya sudah tidak asing lagi di telinga kita , pesulap ternyata tidak hanya sebuah hiburan semata namun untuk sebagian orang menjadi seorang pesulap merupakan salah mata pencarian, meskipun menjadi pesulap tidak terlalu banyak di minati, namun ternyata menjadi pesulap harus mempunyai keahlian khusus dan ketangkasan tangan,.
Seiring berkembangnya zaman, pesulap dapat di katakan sudah mulai punah sudah jarang kita dapati pesulap di zaman sekarang ini,.
Pesulap merupakan bagian dari seni, bahkan terdapat beberapa universitas mengajarkan trik- trik khusus. Sulap juga banyak macamnya, salah satunya menggunakan kartu.
Di sini saya akan sedikit membahas permainan sulap yaitu street magic, street magic itu sendiri adalah dimana pesulap melakukan pertunjukan sulap secara langsung dan dekat dengan penontonnya dengan menggunakan alat-alat dalam kehisupan sehari-hari, seperti koin,uang kertas,sendok dan alat lainya.
Biasanya seorang stret magician memainkan langsung trik sulapnya secara live, beberapa orang mengatakan bahwa aliran street magic adalah aliran sulap dengan dana termurah, yaitu hanya memakan dana sekitar 20.00-400.000 rupiah untuk sebuah show.
Menjadi pesulap tentunya ingin membuat penonton terkagum-kagum serta penasaran, oleh karan itu supaya trik yang di lakukan seorang pesulap tidak ketahuan biasanya seorag pesulap melakukan 3 hal dasar berikut :
-          Vocal adalah kemampuan dalam berbicara, seorang pesulap harus mahir berbicara dengan penonton agar show yang ia lakukan terlihat lebih nyata seperti pesulap professional.
-          Skill (keterampilan) adalah kemampuan paling penting dan mendasar seorang pesulap yang mencakup kecepatan tangan, misdirection dan force. Juga dimana seberapa hebat dan banyak trik yang dapat di lakukan.
-          Attitude (sikap) adalah bagaimana sikap pesulap dalam show agar permainan sulapnya terlihat lebih professional.
Ruang likup pesulap sekarang ini tidak hanya sebatas pada anak kecil saja namun orang dewasa juga sudah banyak yang terhibur, dalam pekerjaan nya seorang pesulap biasanya melakukan show di televise maupun di atas panggung, terdapat beberapa hal yang harus di perhatikan sebelun , di saat atau setelah show, yaitu :
-          Jangan mengulangi trik pada orang yang sama sebagi contoh , jika pesulap melakukan trik sulap bernama ‘coint on shoulder trick’ yaitu trik sulap di mana koin bisa berada di bahu penonton, trik sulap ini mengandalkan kecepatan tangan dan pengalihan perhatian, jika seorang pesulap mengulangi pada orang yang sama keungkinan besar penonton akan mengetahui rahasia trik karan orang tersebut akan lebih focus.
-          Bersahabatlan dengan penonton, maksudnya adalah bersikap ramah saat show dengan penonton, hal ini sangat penting karena perkataan maupun tindakan dapat menggiringi seseorang untuk mengikuti yang pesulap inginkan.
-          Kendalikan emosi, pengendalia emosi sangat lah penting.
-          Jangan beritahu bagaimana cara kerja trik yang barusan di lakukan,.
-          Lakuan persiapan sebelum melakukan pertunjukan, misalkan timing ( pengaturan waktu),peralatan,maupun persiapan trik.
-          Pentingnya kontak mata saat show karena kontak mata dapat di lakukan untuk mengalihkan perhatian.
Tidak mudah bukan menjadi seorang pesulap ?? selain untuk menghibur ternyata banyak sekali aspek yang perlu di perhatikan untuk menjadi seorang pesulap.

TUGAS SOFTSKILL 4 :



Perbandingan 2 Profesi yaitu Animator dan Komposer dalam Bidang seni
Kedua profesi tersebut sama-sama bergerak di bidang seni namun terdapat perbedaan yaitu bila composer berada dalam bidang seni musik sedangkan animator dalam bidang animasi (kartun) , di sini saya akan menjelaskan bagaimana cara kerja kedua profesi tersebut,
Pertama yaitu animator , tentu kalian sudah akrab dengan karakter doraemon, shin-chan , spiderman dan tokoh-tokoh dalam serial avenger semua karakter tersebut adalah produk animasi, animasi itu sendiri adalah kumpulan banyak gambar atau frame yang di urutkan dan di perlihatkan dengan cepat sehingga menghasilkan ilusi gerakan, gambar atau frame tersebut dapat berbentuk gambar digital,handsketch,model atau bahkan boneka.
Orang yang membuat animasi tersebut di kenal sebagai animator, animator biasanya bekerja dalam lingkup dua dimensi  (2D) atau tiga dimensi (3D) . animasi computer saat ini sudah sangat berkembang dan banyak di gunakan untuk membuat film-film special effet salah satu contohnya adalah film avatar , selain untuk membuat film-film , teknik animasi juga merupakan fitur utama dalam membuat game computer.
Kemampuan dasar yang harus di miliki untuk bisa menjadi seorang animator adalah kemampuan artistic serta kemampuan penggunaan program-program computer.
Tugas seorang animator :
-          Menciptakan storyboard yang menggambarkan naskah dan narasi
-          Menggambarkan atau membuat sketsa 2D, karya seni atau ilustrasi
-          Merancang model, latar belakang, set, karakter, objek dan lingkungan animasi
-          Membangun dengan akurat dan rinci frame demi frame visual
-          Menggembangkan waktu dan kecepatan ferakan karakter atau objek selama urutan gambar atau di sebut dengan animatic.
Kedua yaitu Composer (dalam bahasa Indonesia disebut "komponis" dan bukan "komposer") composer itu sendiri adalah orang yang menulis komposisi original musik instrumental maupun vokal dalam format solo, duo trio quartet qwintet dst sampai dengan orkestra dan meneruskan kepada orang lain untuk memainkannya.
Komposer istilah ini sering digunakan untuk merujuk kepada komposer musik instrumental, seperti yang ditemukan di klasik, jazz atau bentuk lain dari seni dan musik tradisional. Dalam musik populer dan rakyat, komposer biasanya disebut penulis lagu, karena musik umumnya mengambil bentuk sebuah lagu. Sejak pertengahan abad ke-20, istilah ini telah diperluas untuk mengakomodasi pencipta musik electroacoustic, di mana komposer langsung membuat bahan sonik dalam salah satu dari berbagai media elektronik. Hal ini berbeda dari komposisi instrumental, di mana pekerjaan diwakili dengan skor musik untuk ditafsirkan oleh artis.


Di dalam dunia music composer terdapat 2 jenis yaitu komponis dan arranger, Harus dibedakan antara komponis dan arranger. Arranger bisanya hanya mengaransemen ulang hasil karya dari komponis.
Lingkup kerja dai seorang composer itu sendiri tentunya menggunakan computer sebagai alat bantu penunjang, Komposer musik dalam multimedia adalah orang yang dapat menciptakan music, biasanya menggunakan notasi music untuk interpretasi dan memainkannya. Composer musik biasanya juga pencipta lagu. Composer dibutuhkan untuk membuat lagu tema (theme song) dan soundtrack produk multimedia. komposer musik atau Spesialis audio bertanggung jawab mencari dan menyeleksi musik tenaga berbakat, menjadwalkan recording session, dan membuat material rekaman digital dan mengeditnya ke dalam file computer
Spesialis audio adalah penyihir yang membuat program multimedia menjadi hidup, mendesain dan membuat musik, narasi pengisi suara, dan efek suara. Mereka menjalankan berbagai fungsi elemen audio dalam tim multimedia dan dapat pula memperoleh bantuan dari seseorang atau banyak orang seperti komposer, insinyur audio, atau teknisi rekaman.

tentunya sudah banyak sekali composer-komposer yang mempunyai dalam bidang music
Salah satu komponis dunia yang terkenal adalah Wolfgang Amadeus Mozart, sedangkan komponis Indonesia yang cukup berperan besar antara lain adalah Erwin Gutawa, Yovie Widianto, Aminoto Kosin, Billy J Budiardjo, Adi MS, Didi AGP, Slamet Abdul Syukur, Amir Pasaribu, Tony Prabowo, Ben Pasaribu, Gatot Danar Silistyanto, Tony Maryana dan Christanto Hadijaya.

            Jika di lihat dari penjelasan di atas maka sudah sangat jelas perbedaan antara composer dan animator meskipun sama-sama bergerak dalam bidang seni dan memanfaatkan kecanggihan computer sebagai alat penunjang pekerjaan nya dari segi ketelitian, kerja, serta tugas-tugasnya sangatlah berbeda. Saah satu perbedaannya adalah Animator harus lebih teliti dan kreatif dalam menciptakan animasi sedangkan composer tidak, composer harus dapat menciptakan lagu dan menselaraskan berbagai music.

Jurnal Penunjang :
Kurikulum Pendidikan Seni Budaya yang Ideal bagi Peserta Didik di Masa Depan

Abstract: The purpose of education is to develop all the basic potentials possessed by the
learners. To develop the potentials of learners, the professionalism of educators should be
improved. Therefore, improvement of professional skills of educators should be directed to the
standard of competency. Learning the art of the ideal culture should be in accordance with the
demands of the curriculum. The curriculum should be equipped with a supplemental materials
and textbooks that are relevant as a reference for art educators in carrying out the duties and
responsibilities of his profession, so that learners can cope with the changes, expectation and
challenges in the future..

PEMBAHASAN
Dalam konteks pendidikan seni penjabaran konsep DBAE (Discipline-Based Art Education)
akan menjadi pencapaian kompetensi kemampuan merasakan estetika tari, estetika rupa (termasuk disain dan kria), estetika musik, estetika teater, estetika sinema/multimedia. Fondasi produksi seni akan berkaitan dengan proses kreasi (tari, rupa, musik, teater, dan sinema). Fondasi sejarah seni merupakan kompetensi pengetahuan umun seni yang harus dikuasai peserta didik di sekolah umum. Fondasi kritik seni akan merupakan kompetensi kemampuan mengapresiasi dan kemampuan menilai karya seni yang harus dikuasai oleh peserta didik di tingkat pendidikan dasar dan menengah.
Prinsip Pendidikan Kesenian
Untuk menerangkan prinsip seni budaya dapat dimulai dengan menarik garis substansi seni dan seni budaya. Substansi seni, sebagai berikut:
a.       Substansi ekspresi, bidang latihnya: melukis, mematung menysusun benda-benda limbah, menyanyi, dan bermain musik yang bebas sesuai dengan kaidah seni. Substansi kreasi, diartikan penciptaan adalah membuat rancangan reklame atau slogan bergambar, menerjemahkan wacana, mendayagunakan limbah menjadi benda pakai (kursi, meja dan seterusnya) yang banyak menuntut ide dan kelayakan tampilnya, sama halnya dengan bidang penciptaan dan aransemen lagu.
b.       Ketrampilan, yang menitik beratkan kemampuan teknis dan kerajinannya sehinaga bersifat reproduktif atau kemampuan melipat gandakan karya dengan tepat dan cepat serta orang lain dapat dan mampu mencontoh hasil karyanya, misalnya: kerajinan tangan, menganyam, mengukir. Dalam bidang music adalah teknik menyanyi atau teknik bermain musik sehingga mampu menampilkan karyakarya musik secara berkualitas dan indah.
Fungsi Pendidikan Kesenian
Biasanya hasil mata pelajaran lain seperti: mata pelajaran bahasa Indonesia, matematika, sejarah, atau jenis ilmu pasti setelah berakhirnya pelajaran dapat dinilai tingkat pencapaian kompetensinya. Hasilnya tampak nyata dengan segera dan dapat dibuktikan. Misalnya: dengan pokok bahasan perkalian apabila anak dites kembali segera dapat mengerjakan. Tidak seperti mata pelajaran pendidikan kesenian hampir dapat dikatakan sifatnya sangat individual karena pemahaman, penikmatan dan penghayatannya juga bersifat individual pula. Maka karya seni, seperti lukisan, desain, kria, musik, tari dan teater memerlukan penginderaan, penikmatan, penghayatan yang berlangsung secara individual juga. Namun jika dilihat secara seksama hasil tersebut bersifat kumulatif, artinya baru dapat dirasakan setelah semuanya berakhir.
            Fungsi musik yang lain adalah untuk pembentukan moral dan memperdalam rasa kebangsaan. Hal ini sesuai dengan pendapat Dewantara (1977: 303-304) yang mengemukakan bahwa musik tidak hanya sekedar untuk melatih kehalusan pendengaran, namun juga akan membawa halusnya rasa dan budi, serta memperkuat dan memperdalam rasa kebangsaan. Menurut Steiner (Dewantara, 1977: 312-313) dalam teorinya yang disebut antroposofisch onderwijs menyebutkan bahwa musik dalam hal ini adalah irama dapat memudahkan pekerjaan jasmani, mendukung gerak pikiran, mencerdaskan budi pekerti, dan menghidupkan kekuatan jiwa manusia. Khan (2002: 121) mengemukakan bahwa suara mempunyai nilai psikologis tertentu, setiap suara yang berbeda mengekspresikan suatu nilai, seseorang yang peka dapat merasakan kepribadian seseorang hanya mendengar dari efek suara saja.
Tujuan Pendidikan Kesenian
Seni budaya di Indonesia saat diklasifikasikan menjadi dua bagian penting, yaitu :
a. Pendidikan Vokasional, yang sering disebut sebagai sekolah kejuruan seni dan ketrampilan menitik beratkan lulusannya sebagai: Seniman, juru, tenaga ahli tingkat dasar atau pengelola.
b. Pendidikan Avokasional, yaitu seni budaya yang menitik beratkan seni sebagai media pendidikan, seni sebagai bagian integral dari keseluruhan pendidikan. Antara lain sebagai pembinaan pikir, rasa, serta ketrampilan. Jenis ini yang dilaksanakan di sekolah umum (non
kejuruan).
Dari beberapa pendapat di atas disimpulkan bahwa tujuan pendidikan kesenian adalah:
1) memberikan pengalaman estetik agar anak mampu mengembangkan kepekaan artistic (sensitifitas) dan potensikreatifitasnya;
2) memberikan kesempatan anak untuk mengungkapkan ide gagasan dan fantasi sesuai dengan tingkat perkembangan dalam berbagai medium seni;
3) membentuk pribadi yang sempurna (self concept, self esteem);
PENUTUP
Dari pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan umum bahwa Standar kompetensi Lulusan Pembelajaran Seni Budaya dalam kurikulum adalah: menunjukkan kemampuan untuk melakukan kegiatan seni dan budaya lokal, menghargai karya seni dan budaya nasional, mengekspresikan diri melalui kegiatan seni dan budaya, mengapresiasi karya seni dan budaya, menghasilkan karya kreatif baik individual maupun kelompok. Sesungguhnya tujuan ideal ini tidak terealisasikan dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar, sebab dalam kurikulum tujuan tersebut telah direduksi menjadi sangat sederhana menjadi dua domain bidang seni, yakni apresiasi seni dan kreasi seni. Hal ini jelas tertulis dalam kalimat mengapresiasi dan mengekspresikan diri melalui keartistikan karya seni rupa, seni musik, seni tari, dan seni teater. Jadi pendidikan Seni Budaya telah direduksi menjadi sangat pragmatis dan kontekstual, dan hanya berisi pendidikan seni (juga tidak utuh). Dengan demikian maka nama mata pelajaran Seni Budaya dipandang kurang tepat. Nama mata pelajaran Seni Budaya jika tetap ingin dipakai seterusnya, memerlukan materi pembelajaran yang signifikan tentang budaya (tidak dibatasi dengan kegiatan apresiasi dan kreasi seni saja).
Di samping itu, kurikulum belum menempatkan estetika sebagai paying pembelajaran seni, seharusnya pengetahuan estetika secara eksplisit tersurat sebagai standar kompetensi dan kompetensi dasar. Kecuali itu penjabaran standar kompetensi kepada kompetensi dasar dalam sejumlah hal masih tumpang tindih apakah termasuk dalam ranah konsepsi, apresiasi, kreasi, atau penyajian, sehingga peta kompetensi dan penjenjangannya tidak jelas dan tidak konsisten, (misalnya, dalam seni tari di sekolah menengah pertama, domain kreasi baru muncul di kelas IX, sementara untuk bidang seni yang lain domain kreasi muncul di setiap semester. Atau Untuk bidang seni rupa penjenjangan kompetensi dasar di kelas satu dan dua berdasar lingkup keluasan wilayah, sementara untuk kelas tiga berdasar klasifikasi seni rupa murni dan terapan). Juga Mata Pelajaran Seni Sastra tidak tercakup dalam pembelajaran seni budaya, tetapi ditangani oleh pendidik mata pelajaran Bahasa Indonesia, sehingga bidang sastra ditempatkan sebagai pelajaran bahasa, bukan pembelajaran seni.
Dari berbagai faktor yang telah disimpulkan di atas, maka kurikulum perlu dilengkapi dengan suplemen dan penulisan buku ajar yang relevan tentang (estetika, budaya, seni rupa, seni tari, seni musik, seni teater, dan seni sastra dalam konteks lokal, Nusantara, mancanegara, baik dalam lingkup modern maupun kontemporer), sebagai acuan bagi pendidik seni dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab profesinya di sekolah-sekolah tingkat dasar dan menengah di Indonesia.


DAFTAR RUJUKAN
Depdiknas. 2006. Permendiknas, RI No. 23Tahun 2006, Tentang Standar Kompetensi
Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Depdiknas.
Depdiknas 2007. Kajian Kebijakan Kurikulum Seni Budaya. Jakarta: Pengarang Dewantara, Ki Hajar. 1977. Pendidikan Bagian Pertama. Yogyakarta: Majelis Luhur
Persatuan Taman Siswa. Danusastro, Suharjo, 1977. Analisis Perbandingan antara Pengaruh
Keterarahan Belajar Terprogram dan Klasifikasi terhadap Prestasi Belajar. Solo: UNP
Linderman Earl W., Herberholz, Donald W. 1985.
Developing Artistic and Perceptual Awareness: Art Practice in the Elementary Clasroom. Dubugue, Lowa: W. C. Brown. Mahmud, A.T. 1995. Musik dan Anak 1. Jakarta: Proyek Pendidikan Tenaga Akademik. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Sawyer, John R dan de Francisco, Italo Luther . 1971. Elementary School Art for Clasroom Teacher. New York: Harper and Row. Sakri Adjat 1994. Bangun Kalimat Bahasa Indonesia. Bandung: ITB.
Soedarso S. P. 1987 Tinjauan Seni. Yokyakarta: Sakudayarsana. Syafrina, Rien. 1999 Pendidikan Seni Musik.
Jakarta. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan