ARTIKEL
E-LABORATORY
Di
Susun oleh :
KHOLIDAH NASTA’IN 14112093
JAMALUDDIN NASUTION 13112896
JAKA SATRIA 13112891
JULIO CAESAR
13112992
JURUSAN
SISTEM INFORMASI
UNIVERSITAS
GUNADARMA
PEMBAHASAN
1.1 Sejarah Laboratorium
Versi
pertama yaitu laboratorium manual, dimana seluruh aktifitasnya sepenuhnya
dikendalikan oleh saklar saklar yg langsung tersambung dari meja master ke
client, mengunakan media kabel sebagai perantaranya, sehingga membutuhkan banyak kabel, selain banyak,
kabel harus ditata sedemikian rupa supaya kelihatan rapi, meskipun pada
kenyataannya tetap agak merepotkan karena banyaknya kabel yg saling
bersingungan satu sama lain. [1]
Supaya tetap menjaga kerapian
ruangan maka pada sebagaian besar senantiasa dilengkapi dengan duk kabel yg
terlihat membelah ruangan jadi dua bagian. Fungsi lain dari duk kabel ini
adalah untuk jalan para siswa yang akan mengunakan peralatan tersebut. selain
terdapat duk kabel biasanya dilengkapi pula dengan panggung dengan fungsi utama
sebagai tempat untuk menyimpan rangkaian utama sistem kendali.
Cara kerja dari laboratorium manual yaitu
menggunakan rangkaian elektronik yang bertumpu pada audio sehingga peralatan
elektronik masih belum bisa berkembang dengan pesat seperti sekarang karena
yang di utamakan hanya kualitas audionya saja. Fugsi utama dari adanya audio
ini adalah supaya guru dengan siswa dapat berkomunikasi,bediskusi maupun
mendengarkan pelajaran yang di sampaikan dengan baik.
Dari sisi furnitur, bermejakan twinbooth
dimana antara siswa satu dengan yang lain ada sekat/pemisah sehingga siswa
tidak saling berkomunikasi secara langsung melainkan hanya bisa berkomunikasi
mengunakan headset yg telah disediakan pada tiap meja siswa. biasanya pada meja
juga dilengkapi dengan beberapa panel control yang berfungsi melakukan calling apabila ia
ingin menjawab atau bertanya kepada guru, volume control berfungsi mengatur
besar kecilnya suara, bass & terble berfungsi mengatur tinggi rendahnya
suara. pada beberapa tipe meja juga dilengkapi sebuah tape recorder yg
berfungsi sebagai perekam aktifitas selama proses belajar mengajar berlangsung
Pada era selanjutnya nah, laboratorium manual
melemah,orang mulai beralih ke sistem digital sebagai jalan alternatif menutupi
beberapa kekurangan pada lab manual. Pada peralatan ini mulai ditanam perangkat
microprosesor sebagai kendali sistem. Sehingga membuat lab menjadi lebih rapih
seperti layaknya lab manual di lab digital juga mempunyai beberapa keunggulan
yaitu sistem ini ada pada microprosesornya dapat diprogram sesuai keinginan
sehingga tidak perlu merubah rangkaian elektroniknya.
Pada generasi akhir pada jenis ini tidak lagi
mengunakan panel control master yang berbentuk tombol tombol yang banyak sesuai
dengan jumlah siswa. panel ini telah digantikan komputer yg dihubungkan ke
microprosesor. karena mengunakan komputer sebagai kendali maka lab ini menjadi
lebih awet dan lebih stabil tanpa dihantui rusaknya panel control master.
perangkat ini mulai pula di hubungkan dengan tv monitor, LCD projector, antena
parabola, VCD, DVD player dll.[2]
1.2 Sejarah Elektronik
Sejarah
elektronika dimulai dari abad ke-20, dengan melibatkan tiga buah komponen utama
yaitu tabung hampa udara (vacuum tube), transistor dan sirkuit terpadu
(integrated circuit)[3].
Pada tahun 1883, Thomas Alva Edison berhasil menemukan bahwa electron bisa
berpindah dari sebuah konduktor ke konduktor lainnya melewati ruang hampa.
Penemuan konduksi atau perpindahan ini dikenal dengan nama efek Ediosn. Pada
tahun 1904, John Fleming menerapkan efek Edison ini untuk menemukan dua buah
elemen tabung electron yang dikenal dengan nama dioda, dan Lee De Forest
mengikutinya pada tahun 1906 dengan tabung tiga elemen, yang disebut trioda.
Tabung hampa udara menjadi divais yang dibuat untuk memanipulasi kemungkinan
energi listrik sehingga bisa diperkuat dan dikirimkan.
Setelah perang
tabung electron di gunakan untuk mengembangkan computer pertama tapi tidak
berjalan lancar akhirnya pada tahun 1947 tim insinyur dari Bell Laboratories
menemukan transistor yang berfungsi seperti tabung udara namun lebih kecil dan
ringan. Pada tahun 1961, sirkuit terintegrasi menjadi produksi penuh oleh
sejumlah perusahaan, dan desain peralatan berubah secara cepat dan dalam
beberapa arah yang berbeda untuk mengadaptasi teknologi.
1.3 Pengertian Elektronik
Elektronika
merupakan ilmu yang mempelajari alat listrik
arus lemah yang dioperasikan dengan cara mengontrol aliran elektron
atau partikel bermuatan listrik dalam suatu alat seperti komputer,
peralatan elektronik, termokopel, semikonduktor,
dan lain sebagainya.
Alat-alat yang menggunakan dasar
kerja elektronika ini disebut sebagai peralatan elektronik (electronic
devices). Contoh peralatan (piranti) elektronik ini: Tabung Sinar Katode (Cathode
Ray Tube, CRT),
radio,
TV, perekam kaset, perekam
kaset video (VCR),
perekam VCD,
perekam DVD,
kamera video, kamera digital, komputer
pribadi desk-top, komputer Laptop,
PDA (komputer saku), robot, smart card.
1.4 Macam – Macam Media Elektronik
Peralatan Teknologi Informasi
adalah peralatan yang digunakan untuk mendapatkan suatu informasi yang
dibutuhkan melalui media elektronik maupun cetak.
1. Komputer
yaitu alat
berupa hardware dan software yang digunakan untuk membantu manusia dalam
mengolah data menjadi informasi dan menyimpannya untuk ditampilkan dilain
waktu. Informasi yang dihasilkan komputer dapat berupa Tulisan, gambar, suara,
video dan animasi.
2. Laptop/Notebook
Yaitu peralatan yang fungsinya sama dengan komputer tetapi bentuknya praktis dapat di lipat dan dibawa-bawa karena menggunakan bantuan baterrai charger sehingga bisa digunakan tanpa menggunakan listrik.
Yaitu peralatan yang fungsinya sama dengan komputer tetapi bentuknya praktis dapat di lipat dan dibawa-bawa karena menggunakan bantuan baterrai charger sehingga bisa digunakan tanpa menggunakan listrik.
3.
Deskbook
Yaitu peralatan sejenis komputer yang bentuknya praktis yaitu CPU menyatu dengan Monitor sehingga mudah diletakan diatas meja tanpa memakan banyak tempat tetapi masih harus menggunakan listrik langsung. Karena belum dilengkapi batterai.
Yaitu peralatan sejenis komputer yang bentuknya praktis yaitu CPU menyatu dengan Monitor sehingga mudah diletakan diatas meja tanpa memakan banyak tempat tetapi masih harus menggunakan listrik langsung. Karena belum dilengkapi batterai.
1.5 Pengertian E- Laboratory
Laboratorium elektronik lebih seperti situs dari sebuah
lembaga pendidikan yang sengaja dibuat untuk mempublikasikan
penelitian-penelitian yang mereka lakukan.[4]
Penggunaan software atau animasi-animasi sebagai pengganti
alat peraga laboratorium juga dapat dikatakan sebagai bentuk dari laboratorium
elektronik. Karena mengganti peralatan laboratorium dengan peralatan berbasis komputer. Sehingga
pengajar tidak perlu repot-repot membawa atau menyediakan peralatan
laboratorium, dan penjelasan yang membutuhkan gambaran dapat diberikan dengan
cara animasi yang lebih menarik minat pelajar. Seperti misalnya memberikan
gambaran tentang sistem pencernaan makanan dengan menggunakan animasi.
E- Lab juga dapat difungsikan
sebagai media pengajaran interaktif dan sistem pengajaran jarak jauh. Lab juga menawarkan berbagai keunggulan
dengan fitur yang canggih dan mudah bagi penggunanya bila dibanding dengan
sistem laboratorium konvensional, fitur tersebut diantaranya
·
Berbasis
komputer minimal Pentium 3.
·
Fasilitas
update materi lebih mudah, dengan proses copy file melalui LAN
·
Modul pengajaran lebih efektif menggunakan MP3, Video CD, SWF macromedia,
html.
·
Mudah
untuk mengulang materi karena dilengkapi rolling system.
·
Proses
kontrol komunikasi MasteróClient dengan hanya menggunakan mouse, tidak lagi melalui
panel saklar yang rumit.
·
Pencatatan
arsip tidak lagi menggunakan kertas tetapi
database lengkap dengan sehingga lebih praktis.
·
Komunikasi
Individual, Grouping dan Client Listening.
·
Fasilitas
grouping, untuk latihan berdiskusi secara kelompok.
·
Fasilitas
room speaker yang berguna untuk sesi ceramah.
·
Fasilitas
Television set atau Projector (optional) yang memungkinkan semua siswa dapat
melihat dan fokus terhadap topik yang sedang dibahas oleh pengajar.
·
Dilengkapi
dengan capturing monitor client, dimana master dapat melihat tampilan dilayar
client tertentu.
·
Absen
siswa menggunakan Fasilitas Absensi online,
·
Fasilitas
Quiz atau ujian secara online, yang dapat memudahkan setiap pengajar dalam
melakukan evaluasi kemajuan siswa.
·
Scoring
secara online dan real time yang dilakukan system secara otomatis ketika waktu
yang diberikan telah habis, sehingga akan menyingkat waktu dalam sistem
penilaian.
·
Proses
voice recorder lebih fleksibel, dimana siswa dapat melakukan proses perekaman
secara berulang-ulang tanpa hawatir akan merusak media penyimpanan karena dapat
disimpan sebagai file wav.
·
Fasilitas Tape playback (Optional) untuk
materi dalam bentuk kaset.
·
Fasilitas
Chating untuk media latihan menulis dalam bahasa asing.
·
Fasilitas
Spelling, untuk media latihan melafalkan dalam bahasa inggris.
·
Flash viewer, untuk menjalankan module
pembelajaran interaktif.
Beberapa kelebihan dari e-laboratory
yaitu:
1. Kita tidak lagi repot menyiapkan alat perangga
2. Lebih menarik karena menggunakan alat peraga yang mudah di pahami
3. Dapat mempublikasikan penelitian-penelitian yang telah ataupun sedang dilakukan secara lebih meluas, hal ini juga mengandung unsur pemasaran tentang kemajuan instansi tersebut.
4. Mempercepat perkembangan ilmu dan teknologi.
Kelemahannya dari e-laboratory adalah:
1. Tidak semua lembaga mempunyai E-Laboratory yang terhubung dengan internet
1. Kita tidak lagi repot menyiapkan alat perangga
2. Lebih menarik karena menggunakan alat peraga yang mudah di pahami
3. Dapat mempublikasikan penelitian-penelitian yang telah ataupun sedang dilakukan secara lebih meluas, hal ini juga mengandung unsur pemasaran tentang kemajuan instansi tersebut.
4. Mempercepat perkembangan ilmu dan teknologi.
Kelemahannya dari e-laboratory adalah:
1. Tidak semua lembaga mempunyai E-Laboratory yang terhubung dengan internet
2.
Tidak semua pelajar bisa
menggunakan E- Laboratory
3. Tidak semua
perguruan tinggi mau membagi hasil penelitiannya karena unsur plagiat.
1.6
Komponen di Dalam E-Laboratory
a. Master Controller dan Dongle
Controller
Laboratorium E-Lab, semua client
dikendalikan secara terpusat dari master,
pada E-Lab semua pengontrolan dilakukan oleh perangkat lunak berupa
aplikasi E-Lab Master yng dilengkapi dengan Dongle sekaligus Audio
Controller. Device ini akan menerima
perintah dari komputer master melalui komunikasi serial RS232, kemudian setiap
perintah tersebut akan diterjemahkan secara digital untuk melakukan switching
sinyal audio antara komputer master dengan tape playback, room speaker. Master
Controller dan Dongle Controller adalah sebenarnya adalah sebuah alat yang
berfungsi sebagai pengaman aplikasi dari kejahatan seperti pembajakan. Fungsi
dongle ini dikemas menjadi satu dengan Master Controller dan Video Splitter.
b. Tape Playback
system E-lab di lengkapi dengan Tape
Playback untuk memutar modul cassette tersebut yang selanjutnya di-switch oleh
Master Audio Controller agar dapat didengarkan melalui room speaker .
c. Power Amplifier
Power Amplifier berfungsi sebagai
penguat audio antara sisi komputer master dengan Room Speaker agar dapat
didengar oleh seluruh client dalam satu ruangan kelas.
d. Room Speaker
Room speaker diperlukan untuk sesi
pengajaran mendengarkan kuliah dari instruktur secara langsung, artinya setiap
siswa tidak perlu mendengarkan melalui headset.
e. LCD Projector
Kadangkala semua aktifitas yang
dilakukan oleh instruktur perlu juga dilihat oleh semua siswa. Misalnya seorang
instruktur akan memperlihatkan sebuah contoh kalimat secara tertulis kepada
siswanya, hal tersebut dapat dilakukan dengan memperlihatkan tampilan
monitornya ke LCD Projector.
f. Headset
Headset terdiri dari earphone yang
berfungsi untuk mendengarkan sinyal audio dari lawan bicara, dimana semua yang
terdengar di earphone tersebut tidak akan terdengar oleh orang lain sehingga
tidak akan mengganggu. Selain itu sebuah headset dilengkapi microphone yang
dapat menangkap voice dan meneruskannya ke soundcard.
Jurnal :
PENINGKATAN HASIL BELAJAR ELEKTRONIKA DASAR II MELALUI PENERAPAN
MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM
SOLVING LABORATORY
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah meningkatan hasil
belajar Elektronika Dasar II melalui penerapan model pembelajaran problem
solving laboratory . Metode penelitian adalah Penelitian Tindakan Kelas.
Penelitian ini dilakukan dengan tiga siklus utama, yaitu siklus I , siklus II
dan siklus III. Penelitian dilakukan pada mahasiswa Jurusan Fisika Universitas
Negeri Semarang. Hasil penelitian adalah terjadi peningkatan hasil belajar
Elektronika Dasar II melalui penerapan problem solving laboratory model
pembelajaran sebesar 75%, serta mahasiswa mengalami ketuntasan belajar.
Pemahaman mahasiswa terhadap teknologi elektronika sangat dituntut, agar
dapat bersaing di era globalisasi dan kemajuan teknologi yang pesat ini. Dengan
memahami Elektronika Dasar II, diharapkan mahasiswa mampu mengembang
pengetahuan dan ketrampilan untuk materi yang lebih lanjut. Selama ini pemahaman
mahasiswa terhadap maka kuliah Elektronika Dasar II dirasakan masih belum
optimal.
Hasil evaluasi mengajar tim pengampu
Elektronika Dasar II diperoleh data, bahwa 1) Tugas yang diberikan oleh dosen pengampu
belum dapat menantang semangat belajar mahasiswa baik secara mandiri maupun
kelompok studi yang dimiliki mahasiswa dan 2) Rata-rata para mahasiswa belum dapat
menarik benang merah antara teori yang diberikan dengan praktikum yang
dilakukan mahasiswa. Teori yang telah diberikan oleh dosen tidak semua dipahami
mahasiswa dengan hanya penerimaan konseptual saja. Oleh karena itu dibutuhkan
model pembelajaran yang mampu membantu pemahaman konsep melalui praktikum
Berbasis Pemecahan Masalah atau problem solving laboratory.
Berdasarkan
temuan di atas, maka dalam
penelitian ini akan dicobakan suatu
pendekatan belajar Problem solving Laboratory
untuk meningkatkan Hasil Belajar Elektronika Dasar II. Model tersebut
dipilih, karena memiliki karakteristik yang sesuai dengan mahasiswa Jurusan Fisika
yaitu: 1) dapat memecahkan masalah sesuai tahapan yang terpilih, dengan menggunakan
curah pendapat dan teknis investigasi masalah, 2) membangun ilmu yang telah
dimiliki dan memperoleh ilmu yang baru melalui studi kasus, 3) dapat mengoperasikan
alat-alat laboratorium yang berkaitan dengan teor i yang diber ikan, 4) mempergunakan
media yang ada, dan dapat melakukan teknik analisis, 5) menanalisis dan
mendiskripsikan, mendiskusikan hasil data praktikum dengan cara laporan tertulis,
poster, dan presentasi lisan, 6) bekerja dalam kelompok dengan mengorganisasi
tiap-tiap kelompok.
METODE
PENELITIAN
Metode
Penelitian yang dipilih pada penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas.
Penelitian ini dilakukan dengan dua siklus utama, yaitu siklus I dan siklus II.
Masing-masing siklus terdiri dari langkah: Perencanaan – Implementasi –
Evaluasi dan Refleksi yang mengadopsi Model Spiral dari Kemmis dan MC Taggart.
Perencanaan
dilakukan dengan tahap sebagai berikut: (1) Mendata mahasiswa yang menempuh
matakuliah
Elektronika Dasar II diujicobakan Penerapan Model Pembelajaran problem solving
laboratory. (2) Mengadakan diskusi dengan teman peneliti, dan mahasiswa
untuk memperoleh masukan tentang PBM. (3) Menelaah sebaran materi Elektronika
Dasar II dengan memperhatikan masukan dan saran tentang pokok bahasan yang
dipandang menyulitkan
mahasiswa.
(4)
Mempersiapkan Penerapan Model Pembelajaran problem solving laboratory (5) Menyusun
dan mendiskusikan Satuan Pengajaran (SAP). (6) Menyusun modul praktikum gerbang
logika yang dilengkapi dengan permasalahan untuk diselesaikan mahasiswa.
Implementasi dilakukan dengan tahap
sebagai berikut: (1) Mengimplementasikan Model Pembelajaran Problem Solving Laboratory
pada kegiatan praktikum Elektronika Dasar II. Mahasiswa diberikan modul praktikum
yang telah dibuat oleh tim pengampu, yang berisikan masalah yang harus
diselesaikan mahasiswa.Upaya mencari penyelesaian masalah dengan cara
mandiri maupun kelompok
dengan sumber belajar, misalnya di Laboratorium ELINS. (2) Memberikan worksheet
PSL (Problem Solving Laboratory) pada mahasiswa tentang rangkaian logika dan table
kebenaran.
(1) Melihat
berapa persen mahasiswa yang mampu mengerjakan worksheet PSL (Problem Solving
Laboratory) (2) Mengidentifikasi kesulitan belajar
mahasiswa dari
penyelesaian worksheet PSL (Problem Solving Laboratory) dan pertanyaan yang
diajukan mahasiswa. Evaluasi terutama dilaksanakan terhadap pelaksanaan
Penerapan Model Pembelajaran problem solving laboratory.
Evaluasi dilaksanakan
dengan cara seminar atau diskusi intern para peneliti.
HASIL
DAN KESIMPULAN
Dari
hasil analsis data dan pembahasan diperoleh kesimpulan bahwa telah terjadi
peningkat an hasil belajar Elektronika Dasar II melalui penerapan model pembelajaran
problem solving laboratory sebesar 75% mahasiswa mengalami ketuntasan
belajar.Setelah melakukan serangkaian kegiatan penelitian ini, maka hal yang
perlu disarankan adalah beberapa alat yang berkaitan dengan kegiatan praktikum
ini hendaknya telah mengalami peremajaan, sehingga mahasiswa tidak mengalami
keterbatasan dalam memilih alat dan bahan yang tersedia.
DAFTAR
PUSTAKA
https://larasatisawangan.wordpress.com/macam-macam-peralatan-tik-dan-fungsinya/http://www.mediatranslab.com/content/sejarah-perkembangan-lab-bahasa-manual-digital-multimedia
https://id.wikipedia.org/wiki/Elektronika
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=135337&val=5648&title=PENINGKATAN%20HASIL%20BELAJAR%20ELEKTRONIKA%20DASAR%20II%20MELALUI%20PENERAPAN%20MODEL%20PEMBELAJARAN%20PROBLEM%20SOLVING%20LABORATORY
http://gery-casakom.blogspot.co.id/2011/12/e-laboratory.html
http://citranurhanifah.blogspot.co.id/2013/10/produk-penerapan-telematika.html