1.
Pengertian motivasi dari
beberapa tokoh
Motivasi adalah suatu dorongan
kehendak yang menyebabkan seseorang melakukan suatu perbuatan untuk mencapai
tujuan tertentu. Motivasi berasal dari kata motif yang berarti
"dorongan" atau rangsangan atau "daya penggerak" yang ada
dalam diri seseorang.
Pendapat para ahli dalam literatur yang dibaca oleh penulis, bahwa
pengertian motif dan motivasi hampir sama dan tidak ditemukan perbedaan arti
yang mendasar. Maksud dan pengertiannya sama, hanya berbeda dalam
memformulasikan kalimat pada motif dan kalimat
pada motivasi saja. Sedangkan arti yang terkandung dalam motif dan motivasi
sebenarnya memiliki persamaan. Oleh karena itu dalam penjelasan berikutnya pada
tulisan ini tidak
dibedakan antara motif dan motivasi
·
Ahmadi (1998)menjelaskan lebih lanjut, bahwa motivasi
adalah suatu kekuatan yang terdapat dalam diri organisme yang menyebabkan
organisme itu bertindak atau berbuat.
·
Motivasi menurut Winkel (1997) adalah sebagai daya
penggerak dari dalam diri individu dengan maksud mencapai kegiatan tertentu dan
untuk mencapai tujuan tertentu.
·
Chaplin (1999) mendefinisikan motivasi sebagai
variabel penyelang yang digunakan untuk menimbulkan faktor-faktor tertentu di
dalam organisme, yang membangkitkan, mengelola, mempertahankan, dan menyalurkan tingkah laku menuju suatu
sasaran.
·
Walgito (2002) menyatakan motivasi merupakan kekuatan yang terdapat dalam
diri organisme yang menyebabkan organisme itu bertindak atau berbuat dan
dorongan ini biasanya tertuju pada suatu tujuan tertentu.
Sejalan dengan pendapat diatas, Suryabrata (2000)
menyatakan motivasi suatu keadaan dalam diri individu yang mendorong individu
untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu guna mencapai suatu tujuan.
·
McClelland
(1987) mendefinisikan motivasi sebagai suatu kebutuhan yang bersifat sosial,
kebutuhan yang muncul akibat pengaruh eksternal. Ia kemudian membagi kebutuhan
tersebut menjadi tiga, yaitu : Kebutuhan Berkuasa (Need for Power), Kebutuhan
Berprestasi (Need for Achievement), Kebutuhan Berteman (Need for Affiliation)
2.
Pengertian Kepemimpinan,
Gaya dan Tipe
Kepemimpinan adalah
proses memengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya dalam
upaya mencapai tujuan organisasi. Cara alamiah mempelajari
kepemimpinan adalah "melakukannya dalam kerja" dengan praktik seperti
pemagangan pada seorang seniman ahli, pengrajin, atau praktisi. Dalam hubungan ini sang ahli diharapkan sebagai bagian dari peranya
memberikan pengajaran/instruksi. Kebanyakan orang masih cenderung mengatakan bahwa
pemimipin yang efektif mempunyai sifat atau ciri-ciri tertentu yang sangat
penting misalnya, kharisma, pandangan ke depan, daya persuasi,
dan intensitas. Dan memang, apabila kita berpikir tentang pemimpin
yang heroik seperti Napoleon, Washington, Lincoln, Churcill, Sukarno, Jenderal
Sudirman, dan sebagainya kita harus mengakui bahwa sifat-sifat seperti itu melekat
pada diri mereka dan telah mereka manfaatkan untuk mencapai tujuan yang mereka
inginkan.
Beberapa definisi yangdikemukakan oleh para ahli sebagai berikut :
1.
Koontz & O’donnel, mendefinisikan kepemimpinan sebagai prosesmempengaruhi sekelompok orang sehingga mau bekerja dengan sungguh-sungguh
untuk meraih tujuan kelompoknya.
2.
Wexley & Yuki (1977), kepemimpinan mengandung arti mempengaruhi oranglain untuk lebih berusaha mengarahkan tenaga, dalam tugasnya atau
merubahtingkah laku mereka.
3.
Georger R. Terry, kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi orang-oranguntuk bersedia berusaha mencapai tujuan bersama.
4.
Fiedler (1967), kepemimpinan pada dasarnya merupakan pola hubunganantara individu-individu yang menggunakan wewenang dan pengaruhnyaterhadap kelompok
orang agar bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan.
5.
John Pfiffner, kepemimpinan adalah kemampuan mengkoordinasikan danmemotivasi orang-orang dan kelompok untuk mencapai tujuan yang dikehendaki.
6.
Davis (1977), mendefinisikan kepemimpinan adalah kemampuan untukmengajak orang lain mencapai tujuan yang sudah ditentukan dengan
penuhsemangat.
7.
Ott (1996), kepemimpinan dapat didefinisikan sebagai proses hubungan antarpribadi yang di dalamnya seseorang mempengaruhi sikap, kepercayaan,
dankhususnya perilaku orang lain.
8.
Locke et.al. (1991), mendefinisikan kepemimpinan merupakan prosesmembujuk orang lain untuk mengambil langkah menuju suatu
sasaran bersamaDari kelima definisi ini, para ahli ada yang meninjau
dari sudut pandang dari polahubungan, kemampuan mengkoordinasi, memotivasi,
kemampuan mengajak,membujuk dan mempengaruhi orang lain.
9.
Menurut Tead; Terry; Hoyt (dalam Kartono, 2003) Pengertian Kepemimpinan
yaitu kegiatan atau seni mempengaruhi orang lain agar mau bekerjasama yang
didasarkan pada kemampuan orang tersebut untuk membimbing orang lain dalam
mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan kelompok.
10. Menurut Young (dalam Kartono, 2003) Pengertian Kepemimpinan yaitu bentuk
dominasi yang didasari atas kemampuan pribadi yang sanggup mendorong atau
mengajak orang lain untuk berbuat sesuatu yang berdasarkan penerimaan oleh
kelompoknya, dan memiliki keahlian khusus yang tepat bagi situasi yang khusus.
Moejiono (2002) memandang bahwa leadership tersebut sebenarnya
sebagai akibat pengaruh satu arah, karena pemimpin mungkin memiliki
kualitas-kualitas tertentu yang membedakan dirinya dengan pengikutnya.
Tipe-Tipe Kepemimpinan
1.
Tipe Otokratis.
Semua ilmuan yang berusaha memahami segi kepemimpinan
otokratik mengatakan bahwa pemimpin yang tergolong otokratik dipandang sebagai
karakteritik yang negatif.Dilihat dari persepsinya seorang pemimpin yang
otokratik adalah seseorang yang sangat egois. Seorang pemimpin yang otoriter
akan menujukan sikap yang menonjolkan “keakuannya”, antara lain dalam bentuk :
Kecenderungan memperlakukan para bawahannya sama dengan alat-alat lain dalam
organisasi, seperti mesin, dan dengan demikian kurang menghargai harkat dan
martabat mereka. Pengutamaan orientasi terhadap pelaksanaan dan penyelesaian
tugas tanpa mengkaitkan pelaksanaan tugas itu dengan kepentingan dan kebutuhan
para bawahannya. Pengabaian peranan para bawahan dalam proses pengambilan
keputusan. Gaya kepemimpinan yang dipergunakan pemimpin yang otokratik antara
lain: Menuntut ketaatan penuh dari para bawahannya. Dalam menegakkan disiplin
menunjukkan keakuannya. Bernada keras dalam pemberian perintah atau instruksi.
Menggunakan pendekatan punitif dalamhal terhadinya penyimpangan oleh bawahan.
2.
Tipe Paternalistik
Tipe pemimpin paternalistik hanya terdapat di
lingkungan masyarakat yang bersifat tradisional, umumnya dimasyarakat agraris.
Salah satu ciri utama masuarakat tradisional ialah rasa hormat yang tinggi yang
ditujukan oleh para anggiota masyarakat kepada orang tua atau seseorang yang
dituakan. Pemimpin seperti ini kebapakan, sebagai tauladan atau panutan
masyarakat. Biasanya tiokoh-toko adat, para ulama dan guru. Pemimpin ini sangat
mengembangkan sikap kebersamaan.
3.
Tipe Kharismatik.
Tidak banyak hal yang dapat disimak dari literatur
yang ada tentang kriteria kepemimpinan yang kharismatik. Memang ada
karakteristiknya yang khas yaitu daya tariknya yang sangat memikat sehingga
mampu memperoleh pengikut yang jumlahnya kadang-kadang sangat besar. Tegasnya
seorang pemimpin yang kharismatik adalah seseorang yang dikagumi oleh banyak
pengikut meskipun para pengikut tersebut tidak selalu dapat menjelaskan secara
konkret mengapa orang tersebut dikagumi.
4.
Tipe Laissez Faire.
Pemimpin ini berpandangan bahwa umumnya organisasi
akan berjalan lancar dengan sendirinya karena para anggota organisasi terdiri
dari orang-orang yang sudah dewasa yang mengetahui apa yang menjadi tujuan
organisasi, sasaran-sasaran apa yang ingin dicapai, tugas apa yang harus
ditunaikan oleh masing-masing anggota dan pemimpin tidak terlalu sering
intervensi.
5.
Tipe Kepemimpinan Militeristik.
Tipe kepemimpinan militeristik ini sangat mirip dengan
tipe kepemimpinan otoriter. Adapun sifat-sifat dari tipe kepemimpinan
militeristik adalah: Lebih banyak menggunakan sistem perintah/komando, keras
dan sangat otoriter, kaku dan seringkali kurang bijaksana. Menghendaki
kepatuhan mutlak dari bawahan, Sangat menyenangi formalitas, upacara-upacara
ritual dan tanda-tanda kebesaran yang berlebihan, Menuntut adanya disiplin yang
keras dan kaku dari bawahannya, Tidak menghendaki saran, usul, sugesti, dan
kritikan-kritikan dari bawahannya, Komunikasi hanya berlangsung searah.
6.
Tipe Kepemimpinan Populistis.
Kepemimpinan populis berpegang teguh pada nilai-nilai
masyarakat yang tradisonal, tidak mempercayai dukungan kekuatan serta bantuan
hutang luar negeri. Kepemimpinan jenis ini mengutamakan penghidupan kembali
sikap nasionalisme.
7.
Tipe Kepemimpinan Administratif/Eksekutif.
Kepemimpinan tipe administratif ialah kepemimpinan
yang mampu menyelenggarakan tugas-tugas administrasi secara efektif.
Pemimpinnya biasanya terdiri dari teknokrat-teknokrat dan
administratur-administratur yang mampu menggerakkan dinamika modernisasi dan
pembangunan. Oleh karena itu dapat tercipta system administrasi dan birokrasi
yang efisien dalam pemerintahan. Pada tipe kepemimpinan ini diharapkan adanya
perkembangan teknis yaitu teknologi, indutri, manajemen modern dan perkembangan
sosial ditengah masyarakat,
8.
Tipe Kepemimpinan Demokratis.
Kepemimpinan demokratis berorientasi pada manusia dan
memberikan bimbingan yang efisien kepada para pengikutnya. Terdapat koordinasi
pekerjaan pada semua bawahan, dengan penekanan pada rasa tanggung jawab
internal (pada diri sendiri) dan kerjasama yang baik. Kekuatan kepemimpinan
demokratis tidak terletak pada pemimpinnya akan tetapi terletak pada
partisipasi aktif dari setiap warga kelompok. Kepemimpinan demokratis
menghargai potensi setiap individu, mau mendengarkan nasehat dan sugesti bawahan.
Bersedia mengakui keahlian para spesialis dengan bidangnya masing-masing. Mampu
memanfaatkan kapasitas setiap anggota seefektif mungkin pada saat-saat dan
kondisi yang tepat.
3. Pengertian Komunikasi, Hambatan, Klasifikasi
PENGERTIAN KOMUNIKASI BESERTA HAMBATANNYA
KOMUNIKASI
adalah keterampilan yang sangat penting dalam
kehidupan manusia, dimana dapat kita lihat komunikasi dapat terjadi pada setiap
gerak langkah manusia. Manusia adalah makhluk sosial yang tergantung satu sama
lain dan mandiri serta saling terkait dengan orang lain dilingkungannya.
Satu-satunya alat untuk dapat berhubungan dengan orang lain dilingkungannya adalah komunikasi
baik secara verbal maupun non verbal ( bahasa tubuh dan isyarat yang banyak
dimengerti oleh suku bangsa).
DEFINISI
Istilah komunikasi berasal dari kata Latin Communicare atau Communis yang berarti sama
atau menjadikan milik bersama. Kalau kita berkomunikasi dengan orang lain,
berarti kita berusaha agar apa yang disampaikan kepada orang lain
tersebut menjadi miliknya.
Beberapa definisi komunikasi adalah:
Komunikasi adalah kegiatan pengoperan lambang yang
mengandung arti/makna yang perlu dipahami bersama oleh pihak yang terlibat dalam kegiatan
komunikasi (Astrid).
Komunikasi adalah kegiatan perilaku atau kegiatan
penyampaian pesan atau informasi tentang pikiran atau perasaan (Roben.J.G).
Komunikasi adalah sebagai pemindahan informasi dan
pengertian dari satu orang ke orang lain (Davis, 1981).
Komunikasi adalah berusaha untuk mengadakan
persamaan dengan orang lain (Schram,W)
Komunikasi adalah penyampaian dan memahami pesan dari
satu orang kepada orang lain, komunikasi merupakan proses sosial (Modul PRT,
Lembaga Administrasi).
HAMBATAN KOMUNIKASI
1.
Hambatan dari Proses Komunikasi
·
Hambatan dari pengirim pesan, misalnya pesan yang akan disampaikan belum
jelas bagi dirinya atau pengirim pesan,
hal ini dipengaruhi oleh perasaan atau
situasi emosional.
·
Hambatan dalam penyandian/simbol
Hal ini dapat terjadi karena bahasa yang
dipergunakan tidak jelas sehingga mempunyai arti lebih dari satu, simbol yang dipergunakan
antara si pengirim dan penerima tidak sama atau bahasa yang dipergunakan
terlalu sulit.
·
Hambatan media, adalah hambatan yang terjadi dalam penggunaan media
komunikasi, misalnya gangguan suara radio dan aliran listrik sehingga tidak
dapat mendengarkan pesan.
·
Hambatan dalam bahasa sandi. Hambatan terjadi dalam menafsirkan sandi
oleh si penerima
·
Hambatan dari penerima pesan, misalnya kurangnya perhatian pada saat menerima /mendengarkan pesan, sikap
prasangka tanggapan yang keliru dan tidak mencari informasi lebih lanjut.
·
Hambatan dalam memberikan
balikan. Balikan yang diberikan tidak menggambarkan apa adanya akan
tetapi memberikan interpretatif, tidak tepat waktu atau tidak jelas dan
sebagainya.
2.
Hambatan Fisik
Hambatan fisik dapat mengganggu komunikasi yang
efektif, cuaca gangguan alat komunikasi, dan lain lain, misalnya: gangguan
kesehatan, gangguan alat komunikasi dan sebagainya.
3.
Hambatan Semantik.
Kata-kata yang dipergunakan dalam komunikasi kadang-kadang mempunyai arti mendua yang berbeda, tidak jelas atau
berbelit-belit antara pemberi pesan dan penerima
4.
Hambatan Psikologis
Hambatan psikologis dan sosial kadang-kadang
mengganggu komunikasi, misalnya; perbedaan nilai-nilai serta harapan yang
berbeda antara pengirim dan penerima
pesan.
4. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
ORGANISASI BERKEMBANG
Faktor – Faktor yang mempengaruhi Organisasi.
Karakteristik Organisasi
Karakteristik organisasi terdiri dari struktur dan
teknologi. Struktur diartikan sebagai hubungan yang relatif tetap sifatnya,
merupakan cara suatu organisasi menyusun orang-orangnya untuk menciptakan
sebuah organisasi yang meliputi faktor-faktor seperti deentralisasi
pengendalian, jumlah spesialisasi pekerjaan, cakupan perumusan interaksi antar
pribadi dan seterusnya. Secara singkat struktur diartikan sebagai cara
bagaimana orang-orang akan dikelompokkan untuk menyelesaikan pekerjaan.
Teknologi menyangkut mekanisme suatu organisasi
untuk mengubah masukan mentah menjadi keluaran jadi. Teknologi dapat memiliki
berbagai bentuk, termasuk variasi-variasi dalam proses mekanisme yang digunakan
dalam produksi, variasi dalam pengetahuan teknis yang dipakai untuk menunjang
kegiatan menuju sasaran. Ciri organisasi yang berupa struktur organisasi
meliputi faktor luasnya desentralisasi. Faktor ini akan mengatur atau
menentukan sampai sejauh mana para anggota organisasi dapat mengambil
keputusan. Faktor lainnya yaitu spesialisasi pekerjaan yang membuka peluang
bagi para pekerja untuk mengembangkan diri dalam bidang keahliannya sehingga
tidak mengekang daya inovasi mereka.
Faktor formalisasi berhubungan dengan tingkat
adaptasi organisasi terhadap lingkungan yang selalu berubah, semakin formal
suatu organisasi semakin sulit organisasi tersebut untuk beradaptasi terhadap
lingkungan. Hal tersebut berpengaruh terhadap efektivitas organisasi karena
faktor tersebut menyangkut para pekerja yang cendenrung lebih terikat pada
organisasi dan merasa lebih puas jika mereka mempunyai kesempatan mendapat
tanggung jawab yang lebih besar dan mengandung lebih banyak variasi jika
peraturan dan ketentuan yang ada dibatasi seminimal mungkin.
Harvey (dalam Steers, 1985: 99) menemukan bahwa
semakin mantap teknologi sebuah organisasi, makin tinggi pula tingkat
penstrukturannya yaitu tingkat spesialisasi, sentralisasi, spesifikasi tugas
dan lain-lain. Efektivitas organisasi sebagian besar merupakan hasil bagaimana
tingkat Indonesia dapat sukses memadukan teknologi dengan struktur yang tepat.
Keselarasan antara struktur dan teknologi yang digunakan sangat mendukung
terhadap pencapaian tujuan organisasi.
2) Karakteristik Lingkungan
Karakteristik lingkungan ini mencakup dua aspek
yaitu internal dan eksternal. Lingkungan internal dikenal sebagai iklim organisasi.
Yang meliputi macam-macam atribut lingkungan yang mempunyai hubungan dengan
segi-segi dan efektivitas khususnya atribut lingkungan yang mempunyai hubungan
dengan segi-segi tertentu dari efektivitas khususnya atribut diukur pada
tingkat individual.
Lingkungan eksternal adalah kekuatan yang timbul
dari luar batas organisasi yang memperngaruhi keputusan serta tindakan di dalam
organisasi seperti kondisi ekonomi, pasar dan peraturan pemerintah. Hal ini
mempengaruhi: derajat kestabilan yang relatif dari lingkungan, derajat
kompleksitas lingkungan dan derajat kestabilan lingkungan.
Steers (1985: 111) menyimpulkan dari penelitian
yang dilakukan para ahli bahwa keterdugaan, persepsi dan reasionalitas
merupakan faktor penting yang mempengaruhi hubungan lingkungan. Dalam hubungan
terdapat suatu pola dimana tingkat keterdugaan dari keadaam lingkungan disaring
oleh para pengambil keputusan dalam organisasi melalui ketetapan persepsi yang
tepat mengenai lingkungan dan pengambilan keputusan yang sangat rasional akan
dapat memberikan sumbangan terhadap efektivitas organisasi.
3) Karakteristik Pekerja
Karakteristik pekerja berhubungan dengan peranan
perbedaan individu para pekerja dalam hubungan dengan efektivitas. Para
individu pekerja mempunyai pandangan yang berlainan, tujuan dan kemampuan yang
berbeda-beda pula. Variasi sifat pekerja ini yang sedang menyebabkan perilaku
orang yang berbeda satu sama lain. Perbedaan tersebut mempunyai pengaruh
langsung terhadap efektivitas organisasi. Dua hal tersebut adalah rasa
keterikatan terhadap organisasi dan prestasi kerja individu.
Menurut Katz dan Kahn (dalam Steers, 1985: 135)
peranan tingkah laku dalam efektivitas organisasi harus memenuhi tiga
persyaratan sebagai berikut:
a. Setiap organisasi harus mampu membawa dan mempertahankan
suatu armada kerja yang mantap yang terjadi dari pekerja pria dan wanita yang
terampil. Berarti disamping mengadakan penerimaan dari penempatan pegawai,
organisasi juga harus mampu memelihara para pekerja dengan imbalan yang pantas
dan memadai sesuai dengan kontribusi individu dan yang relevan bagi pemuasan
kebutuhan individu.
b. Organisasi harus dapat menikmati prestasi
peranan yang dapat diandalkan dari para pekerjanya. Sering terjadi manajer
puncak yang seharusnya memikul tanggung jawab utama dalam merumuskan kebijakan
perusahaan, membuang terlalu banyak waktu untuk keputusan dan kegiatan
sehari-hari yang sepele dan mungkin menarik, akan tetapi tidak relevan dengan
perannya sehingga berkurang waktu yang tersedia bagi kegiatan ke arah tujuan
yang lebih tepat. Setiap anggota bukan hanya harus bersedia berkarya, tetapi
juga harus bersedia melaksanakan tugas khusus yang menjadi tanggung jawab
utamanya.
Disamping prestasi peranan yang dapat diandalkan
organisasi yang efektif menuntut agar para pekerja mengusahakan bentuk tingkah
laku yang spontan dan inovatif, job description tidak akan dapat secara
mendetail merumuskan apa yang mereka kerjakan setiap saat, karena bila terjadi
keadaan darurat atau
luar biasa individu harus mampu bertindak atas inisiatif
sendiri dan atau luar biasa individu harus mampu bertindak atas inisiatif
sendiri dan atau mengambil keputusan dan mengadakan tanggapan terhadap yang
paling baik bagi organisasinya.
4) Kebijakan dan praktek manajemen
Karena manajer memainkan peranan sentral dalam
keberhasilan suatu organisasi melalui perencanaan, koordinasi dan memperlancar
kegiatan yang ditujuan ke arah sasaran. Kebijakan yang baik adalah kebijakan
tersebut secara jelas membawa kita ke arah tujuan yang diinginkan. Kebijakan
harus dipahami tidak berarti bahwa kebijakan harus ditulis (Amstrong, 1993:
49). Pada intinya manajemen adalah tentang memutuskan apa yang harus dilakukan
kemudian melaksanakannya melalui orang-orang (Amstrong, 1993: 14). Definisi ini
menekankan bahwa dalam organisasi merupakan sumber daya terpenting.
Dari faktor kebijakan dan praktek manajemen ini,
sedikitnya diindentifikasikan menjadi enam variabel yang menyumbang efektivitas
yaitu: 1) penyusunan tujuan strategis, 2) pencarian dan pemanfaatan sumber
daya, 3) menciptakan lingkungan prestasi, 4) proses komunikasi, 5) kepemimpinan
dan pengambilan keputusan dan 6) inovasi dan adaptasi.
Dari keempat faktor yang mempengaruhi efektivitas
organisasi yang dinyatakan oleh Steers tersebut dapat dijelaskan secara ringkas
bahwa: 1) struktur yang dibangun dan teknologi yang digunakan dalam organisasi
akan sangat berpengaruh terhadap proses dan pencapaian tujuan, 2) organisasi
sebagai organisasi yang terbuka, kelangsungan hidupnya akan sangat tergantung
kepada lingkungan sekitarnya baik yang berada di dalam organisasi maupun diluar
organisasi, 3) bahwa manusia sebagai unsur penting dari organisasi memiliki
kemampuan, pandangan motivasi dan budaya yang berbeda, dan 4) kebijakan dan
praktek manajemen yang ditetapkan oleh pimpinan dalam mengatur dan
mengendalikan organisasi sangat berpengaruh bagi organisasi maupun bagi
pencapaian tujuan.
Sumber :
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/26085/4/Chapter%20II.pdf
http://ardianazis.blogspot.com/2014/01/definisi-motivasi-kepemimpinan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar